Belajar Dari Ayam Kampung

Pada saat itu saya sedang duduk-duduk di depan rumah memandagin hujan yang turun, kebetulan pada hari itu hujan turun pada pagi hari tepatnya jam tujuh pagi, kejadian ini terjadi beberapa minggu lalu. Sebenarnya pada pagi hari saya menyadap karet namun karena turun hujan getah karet pun nga bisa diambil dan jadilah perkerjaan hari tersebut menjadi sia-sia.

Back to topic, sambil memperhatikan tukang yang mengerjakan rumah bapak saya, dan saya duduk di depan rumah sambil ditemani kopi susu panas dan sebuah novel yang berjudul Visions In Death tiba-tiba saya tertekun memandang sekor ayam yang sedang mengngais mencari makan, padahal pada pagi harinya ayam tersebut sudah diberi makan, dibawah guyuran hujan sang ayam tidak merasakan kedinginan atau pun merasa malas mencari makan di bawah rintikan hujan, apa yang dia makan akan langsung dia makan, dan begitu seterusnya dia lakukan entah itu hari cerah, hujan, maupun pagi siang ataupun menjelang sore hari dia terus mencari makan, tidak hari yang dia habiskan untuk bersantai. Hal tersebut membuat tubuhnya tidak gemuk.
Filosopi yang dapat kita ambil dari kebiasaan ayam tersebut yakni janganlah seperti ayam kampung tersebut, kita jangan terlalu berkerja keras, tapi lupa menghemat penghasil yang kita dapat tersebut sehingga apa yang kita dapatkan akan merasa kurang, karena pendapatan yang kita dapat habis begitu saja atau dalam artian habis dimakan dan tidak memandang jauh kedepan mengenai masa depan kita, kita tidak akan mau berkerja terus kan ? ada saatnya kita harus bisa menikmati hasil kerja kita dan kita menikmatinya bukan dalam waktu singkat tapi lama. Janganlah seperti ayam kampung jadilah perkerja cerdas bukan pekerja keras. Salam dari Bloger makas.
Artikel ini murni hasil pemikiran penulis, jika mengambil sebagian atau seluruh artikel ini harus mencantumkan sumber tulisan ini, karena dengan demikian mencerminkan anda adalah orang yang menghargai hasil karya orang lain

Comments